BEC : My dream comes true

By -
Since I left my career as an English Teacher, I became a passive user of English. My TOEFL score was dropped and my capability at four skills of an English teaching and learning were poor.

Then, few weeks ago when I googled somewhere, I found BEC blog and I was so amazed of the vision and mission of the founders. I was so happy because I thought this blog will make me discipline and committed to write in English.

Writing as routines in English will improve my English skills and my personal skills.
I am so grateful to find this blog as an inspiring place to learn and interract with smart people even I don't know them. I think nowadays life is so borderless so I can learn freely from any kind of people around.

BEC should be maintained as a focal point in learning English. I would be happy if this blog keep its idealism to inspire people writing their personal lives, dreams or experiences as wisdom or lesson learnt.

Four Thumbs UP for BEC.
Stay alive...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Istirahat Makan Siang

By -
Image
Setelah mudik lalu masuk kantor, nafsu makan makin meningkat. Karena kantin kantor belum jualan, saya akhirnya mondar mandir nyari makan siang ke area Senen, Atrium. Niat dibulatkan untuk mencari coto. Akhirnya nemu kumpulan aneka menu di bawah ini:) Kue Lape' Bugis Kue Lape' Bugis ini di Makassar namanya Doko'-doko' cangkuli. Kuenya dibalut daun pisang, rasanya manis. Saya sih cuma foto aja di area nasi kapau tepat di sampingnya penjual coto  Lopis katanya Ketupat mini Jalangkote' Sop Ubi Coto Makassar
Read more

Memasak Sebagai Kegemaran 'Baru' tapi Lama

By -
Sejak kecil saya jarang terlibat aktif di dapur. Ibu saya juga tidak memaksa saya untuk segera belajar memasak. Saya hanya gemar makan dan bermain saat itu. Kini setelah menikah, keadaan memaksa saya untuk bisa memasak. Maklum suami saya orang Minang. Lidahnya tak akrab dengan makanan warteg apalagi umumnya makanan yang dijual adalah menu masakan Jawa. Menu warung Padang pun lebih banyak tidak sesuai dengan seleranya. Katanya warung Padang yang ada di Jakarta hanya cocok untuk lidah orang Jakarta yang belum fasih pada makanan asli khas Minang. Rumah makan Padang yang ditemui di Jakarta masih rasa yang belum Minang banget:). Intinya selera suami saya agak 'berat' lah:-). #ampun dulu sebelum suami saya baca blog ini;) Dapat saya simpulkan bahwa dengan menikah membuat saya harus mahir memasak ala Minang:). Sayangnya, saya masih kategori amatir tapi namanya juga usaha membuat saya belajar. Belajar dari yang berat karena umumnya masakan Minang dianggap lebih ribet. Ribet karen
Read more