Akibat Overestimate

Jangan mengira bahwa semua orang Jepang itu baik dan akan mudah dimintai tolong tanpa hitung-hitungan, Jangan mengira bahwa mereka bawaannya sabar dan lembut. Nggak juga. Saya punya pengalaman buruk beberapa kali diperlakukan tak baik, Awalnya saya mengira anak ini cukup baik dan mau membantu. Saya perlakukan ia layaknya teman. Namun, dugaan saya salah. Ketika saya mintai ia tolong saat itu, perlakuannya kasar, dan beberapa kali membentak. Di luar dugaan saya, ia sekasar itu ternyata. Well, baru kali ini saya sabar dibentak orang. Entah itu kesabaran dari mana. 

Pengalaman lain, saat saya dan teman saya sedang kesasar mencari jalan menuju stasiun, kami menghampiri anak muda. Saat kami tanya, ia langsung melongos pergi dan menolak menjawab apa pun. 

Cerita lain, saat hendak membayar di kasir, saya bertanya sesuatu, ia menjelaskan dalam bahasa Nihonggo, saya tanya dan mukanya masam nggak jelas. Akhirnya saya mengangguk dan pergi. 

Kesimpulan saya, overestimate dan menggeneralisasi sesuatu memang tak baik. Saya berhenti untuk memuji orang terlalu, saya akan berhenti menempatkan orang lain saat berinteraksi pada batasan atas sebelum semuanya telah dilalui. Saya takkan lagi memuji sesuatu sebelum proses yang dilalui selesai. 

Gara-gara pengalaman buruk ini, perasaan dan perut saya guncang dan harus masuk IGD. Untung saja masih banyak orang baik di sekitar saya yang mau membantu. 

Sekali lagi, overestimate itu tak menyehatkan. Segala sesuatu punya sisi baik dan buruk. Saya harus menerima keburukan sekaligus kebaikan dengan proses yang sama. Itu saja...

Comments

Popular posts from this blog

Istirahat Makan Siang

Ujian itu namanya Paper