Posts

Istirahat Makan Siang

Image
Setelah mudik lalu masuk kantor, nafsu makan makin meningkat. Karena kantin kantor belum jualan, saya akhirnya mondar mandir nyari makan siang ke area Senen, Atrium. Niat dibulatkan untuk mencari coto. Akhirnya nemu kumpulan aneka menu di bawah ini:) Kue Lape' Bugis Kue Lape' Bugis ini di Makassar namanya Doko'-doko' cangkuli. Kuenya dibalut daun pisang, rasanya manis. Saya sih cuma foto aja di area nasi kapau tepat di sampingnya penjual coto  Lopis katanya Ketupat mini Jalangkote' Sop Ubi Coto Makassar

Akibat Overestimate

Jangan mengira bahwa semua orang Jepang itu baik dan akan mudah dimintai tolong tanpa hitung-hitungan, Jangan mengira bahwa mereka bawaannya sabar dan lembut. Nggak juga. Saya punya pengalaman buruk beberapa kali diperlakukan tak baik, Awalnya saya mengira anak ini cukup baik dan mau membantu. Saya perlakukan ia layaknya teman. Namun, dugaan saya salah. Ketika saya mintai ia tolong saat itu, perlakuannya kasar, dan beberapa kali membentak. Di luar dugaan saya, ia sekasar itu ternyata. Well, baru kali ini saya sabar dibentak orang. Entah itu kesabaran dari mana.  Pengalaman lain, saat saya dan teman saya sedang kesasar mencari jalan menuju stasiun, kami menghampiri anak muda. Saat kami tanya, ia langsung melongos pergi dan menolak menjawab apa pun.  Cerita lain, saat hendak membayar di kasir, saya bertanya sesuatu, ia menjelaskan dalam bahasa Nihonggo, saya tanya dan mukanya masam nggak jelas. Akhirnya saya mengangguk dan pergi.  Kesimpulan saya, overestimate dan menggenera

Ujian itu namanya Paper

Lima mata kuliah telah berakhir. Sisa satu yang masih ada edisi pertemuan hingga February mendatang. Baru kali ini saya kuliah, ujiannya nggak di dalam kelas dalam suasana hening dan sibuk menjawab soal. Ujian saya nggak pake soal dan pertanyaan lalu diisi di lembar jawaban. Tak ada hafalan, tak ada handbook dan hanya belajar dengan kumpulan soft file jurnal yang dikirim sang professor ke email. Tugas mid-semester dan final-semeste r adalah paper . Ujian itu namanya paper .  Apakah mudah? Lebih enak mana mengerjakan soal atau menyusun berlembar-lembar essay ?  Hmmmm, saya dari dulu memang nggak pernah nyaman belajar dengan menghafal makanya IPK saya biasa-biasa aja. Saya lebih senang membaca dan memahami apa yang saya pelajari. Jika ada pertanyaan yang harus saya jawab persis di buku, nah saya pasti tak mampu melakukannya dengan baik dan benar. Cuma saya heran seingat saya, waktu SD sampai SMA pola ujian saya adalah menjawab persis dengan materi yang disampaikan pak dan bu guru. H

Bye Social Media

Bye Sosmed, It is the good way to leave those social media and find other spaces or other rooms to share and express ideas without any judgement or guilty feelings surround us. It is the best choice for me to stop yelling, criticizing and judging and giving unreasonable opinions to others. It is one of my contemplation to get out from the hectic activities and endless repeated scrolling up and downs without any meaningful impacts to my own mind. Then, I am leaving without any excuse. Have a great day and enjoy life....

Orang Jepang itu kayaknya Islami deh

Kenapa saya bilang orang Jepang itu Islami, karena kok rasa-rasanya auranya begitu deh. Mereka biasanya berkelompok berdasarkan gender tanpa mereka sadari. Buktinya dorm saya dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Waktu pembagian diskusi kelompok pernah kami tanpa sadar juga terbagi antara grup laki-laki dan perempuan. Kami kelompoknya Islami kan? Trus, waktu medical check up, ada satu ruang tertutup yang ternyata sudah disiapkan oleh panitia untuk kami-kami yang menutup aurat. Tanpa saya sadari, saya dipanggil ke ruangan itu, padahal jelas-jelas saya antri di barisan lain. Baru saya sadar, oh ruang itu sengaja dipisah toh. Waktu saya berburu baju hangat, saya perhatikan kok model-model bajunya mengakomodir kebutuhan saya banget ya. Buktinya saya nyari-nyari jaket, jaketnya rata-rata sampai menutupi paha. Saya perhatikan juga banyak rok-rok panjang yang dipajang dan pastinya lucu-lucu. Saya perhatikan kok rok-rok itu ya sesuai selera saya banget. Trus, saya lihat juga celanan

Tentang kebutuhan Sholat dan Makan

Pada hari Jumat, 28 Oktober 2016 kemarin,  saya berangkat dengan kereta ke Tokyo dalam rangka 'ADB Scholarship Welcome Gathering' bersama 1 orang teman saya sesama mahasiswa penerima Scholarship dari Asian Development Bank (ADB), 1 orang Professor dan 1 orang officer. Kami berangkat ber empat sebelum waktu sholat Dhuhur. Sepanjang perjalanan, saya sebenarnya gelisah dalam hati, bagaimana saya sholat dhuhur dan ashar nantinya di lokasi. Saya mencoba memikirkan berbagai kemungkinan dan memperhitungkan waktu yang tepat untuk bisa sholat di sela-sela acara yang cukup padat. Tak disangka, jauh sebelum saya bertanya tentang kebutuhan saya, officer dan Professor saya ternyata sudah mempersiapkan untuk menyiapkan waktu dan akan mencoba menegosiasikan tempat sholat ke panitia acara saat kami tiba di lokasi nanti. Saya tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasih saya atas segala pengertian mereka pada kebutuhan spiritual saya. Sementara teman saya asal Kyrgyz yang bersama saya, wala

Kerudung dan Bros

Beberapa minggu lalu PEPP officer yang mengurusi kebutuhan akademik dan kehidupan saya di sini bertanya dengan rasa penasaran. Mereka bertanya bagaimana saya memakai kerudung. Tidak hanya itu, setiap kali saya mendatangi ruangannya, bros saya suka dipandang-pandangi dengan rasa kagum. Mereka bilang suka bros yang saya pakai. Saya jadi merasa bingung, karena kata Rosul jika ada yang suka pada barang yang kamu pakai, berikanlah sebagai tanda sayang. Mungkin itu pula Rosul memesankan, saling memberilah hadiah agar rasa persaudaraan semakin erat. Nah, stok bros saya juga nggak banyak. Saya pulang ke dorm, saya cari bros-bros saya yang baru dan belum pernah dipakai lalu keesokan harinya, saya berikan pada mereka. Alhamdulillah mereka suka dan senang menerimanya. Cerita lain lagi, kemarin, saat saya bersepeda pulang dari grocery, ada Bapak paruh baya bersepeda dengan anak-anaknya. Saat kami menunggu rambu-rambu untuk menyeberang, dia berbicara Nihonggo ke saya, karena saya tidak paham arti