Dukaku, 15 Agustus 2010
Hari itu penuh duka untuk keluarga besar HM Zoubair Bakry.
H.M. Zoubair Bakry dijemput Tuhan di usia 72 tahun tepat pukul 07.30 pagi di hari Ahad.
Beliau berangkat pada Tuhannya tepat saat saya keluar ke kamar mandi.
Menghampiri Tuhan di penghujung kehidupannya dengan didampingi penyakit kanker paru-paru stadium 4.
Empat kali masuk rumah sakit hingga berakhir di rumah sakit Islam Faisal Makassar.
Membayangkan ruang ICU itu rasanya tak sanggup.
Membayangkan senyum, ciuman dan pelukan kasih sayang seorang ayah pada anaknya membuat mata ini berkaca-kaca.
Terlalu banyak kesan indah yang ditinggalkan.
Manusia baik dan bijak ini pergi...
Dalam ketiadaan, wajahnya selalu menghampiri dalam mimpi.
Hadir dengan senyum dan elusan di kepala. Indah...
Terdiam saat ingat peristiwa ketika saya hendak pulang ke Depok, beliau memaksakan diri bangkit dari bangsal mengantarkan saya hingga di ujung pintu tanpa oksigen.
Hingga mendapat kabar bahwa selepas saya masuk ke lift, beliau lama terdiam, menangis dan memeluk bantal gulingnya...
Suatu pilihan berat saat itu saat saya harus meninggalkan orang tua yang terbaring lemah di RS dan harus kembali ke Depok memastikan kesehatan suami saya juga.
Membayangkan kali terakhir saya dan suami dijemput di bandara Sultan Hasanuddin oleh beliau sendiri. Satu kalimat terlontar saat melihat tubuhnya yang semakin mengecil dan kurus.
Subhanallah, saya tak dapat menggapai rencana Tuhan jika ternyata itulah saat terakhir saya berjalan beriringan dengan beliau...
Tercekat saat masuk dalam ruang ICU dan beliau bertanya dengan terbata-bata 'Siapa' saat melihat bayangan saya menghampirinya dan memeluk tubuhnya yang menipis di bangsal ICU itu.
Sungguh ini sebuah duka yang berat bagi saya saat itu. Terlalu cepat Engkau ambil beliau, Tuhan....tapi rasanya saya pun harus rela karena Engkau lebih berhak sebagai Pemilik.
Empat bulan kini beliau di sana, semoga Tuhan selalu memeluk dan menghangatkan tubuhnya...
Comments
Post a Comment