Sarden yang berisik...


Kalau kita bilang sarden itu adalah lauk yang paling instan selain Indomie, mungkin benar. Waktu kecil hingga sebelum menikah, saya tinggal membuka kaleng dan memasaknya hingga mendidih. Jika ingin diberi garnish agar tampak menggoda biasanya diberi bawang goreng. Tapi setelah menikah, cara simple itu tak berlaku lagi. Sarden rasanya akan menjadi hambar dan takkan disentuh apalagi dimakan oleh suami. Ujung-ujungnya selera makan pun hilang, sarden itu juga kan berakhir di tong sampah. Kecewa dan melelahkan, tentu. Tapi semangat untuk makan sarden tetap membara karena ia menjadi salah satu alternatif ikan, selain ikan tawar dan laut segar.

Alhamdulillah, meskipun suami punya selera makan yang agak 'ribet', saya tetap berusaha menghadirkan hidangan yang pas di lidahnya. Ia pun memberikan tips dan solusi agar sarden bisa menjadi menu favorit di rumah. Resepnya sih Ok. Tapi masaknya, butuh keberanian dan siap terluka karena cara masaknya itu lumayan bikin naik darah. Sarden harus digoreng dulu. Terbayang nggak pas goreng sarden itu....lebih berisik dari mesin pemotong rumput milik tetangga saya, minyak lompat sana sini, belepotan di lantai dan menghabiskan pasta gigi dan sabun colek untuk membasuh kulit yang melepuh gara-gara minyak yang lompat-lompat tadi. Belum lagi setelah menggoreng, lantai dapur dan sekitarnya berminyak dan benar-benar tak nyaman di kaki. Muncul ide sederhana, agar minyaknya tak belepotan, saya tutup dengan tutup panci. Tapi yang jadi korban malah pegangan tutup pancinya meleleh dan copot gara-gara uap panas minyak. Untung saja di pasar tersedia pegangan tutup panci sebagai gantinya. Next time, jangan pakai teflon lagi...


Kini dua tahun pernikahan, saya selalu penasaran dan terpikir masa' sih tidak ada cara yang lebih 'smooth' dan bersahabat saat memasak menu yang satu ini. Masa' saya terus terluka dan teraniaya saat masak ikan kaleng ini. No way. Endingnya, saya mulai mecoba bersahabat dengan sarden itu. Setiap kali saya goreng, saya kecilkan api dan tutup dengan tutup panci. Berisiknya berkurang dan nyaris tak terdengar. Dapur tetap bersih dan kulit saya juga selamat walafiat. Yupp, it's very simple and easy....I found that way...ho ho ho:)

Jika teman ingin mencoba di rumah, have a try, please...mudah-mudahan enak dan pas makan jadi lahap benar...

Bahan dan Bumbunya juga gampang kok:
  • 1 kaleng sarden kecil (tapi kalau jumlah penghuni rumah banyak, pakai yang kaleng ukuran besar ya)
  • 4 sdm cabai giling kasar
  • bawang merah 4 siung, diiris
  • bawang putih 1-2 siung aja, dipotong tipis-tipis
  • daun bawang 2 batang aja, dipotong tipis dan halus juga boleh
  • garam secukupnya
  • nggak usah pakai penyedap karena ikannya dah pake MSG kok.
  • pakai perasan jeruk nipis dikit juga boleh
Cara memasaknya:
  • Pakai celemek dulu ya...
  • Kalengnya dibuka dengan pembuka botol (agar praktis aja, tapi kalo nggak punya buka pakai pisau dan palu juga nggak pa pa asal hati-hati aja nanti kena gores kaleng dan pukulan palu)
  • Pisahkan ikan dan saosnya
  • Panaskan minyak goreng
  • Ikannya digoreng di atas api kecil lalu (ini yang paling penting sebagai petunjuk keselamatan saat mulai menggoreng...siapkan tutup panci kaca atau tutup panci biasa yang penting bisa menutupi ikan dan minyak agar nggak lompat keluar). Dan jangan pakai wajan teflon karena pegangan tutup panci bisa meleleh dan minyak goreng bisa merembes keluar dan bisa menyebebakan kebakaran lho:). Usahakan pakai wajan aluminium ukuran sedang aja.
  • Setelah agak berwarna gelap dan nyaris hitam tapi masih berwarna coklat gelap segera angkat dan sisihkan.
  • Siapkan wajan lagi dan panaskan minyak goreng.
  • masukkan bawang merah dan bawang putih lalu goreng sampai harum
  • masukkan cabai giling dan aduk sampai tampak matang sambil masukkan perasan jeruk nipis
  • masukkan saos sarden tadi lalu aduk
  • masukkan daun bawang dan tunggu hingga daun bawang layu dan kuah tadi mendidih
  • masukkan sarden goreng ke dalam saos dalam wajan.
  • aduk sebentar, rasakan tingkat keasinannya sudah pas atau belum. Kalau dah pas, angkat aja.
  • siap dinikmati, friend...
Kalau mau coba, silakan, kalau nggak rugi:-) soalnya enak sih....



Comments

  1. Pokoknya enak deh masakan Ibu Nazila. Aku benar-benar senang :). Nikmat dan Maknyusss

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Istirahat Makan Siang

Orang Jepang itu kayaknya Islami deh

Akibat Overestimate